![]() |
Sumber Gambar : klik disini |
Kecerdasan atau kepintaran
bukanlah hal yang mutlak diperlukan oleh seseorang dalam meraih mimpinya untuk
meraih kesuksesan. Masih ditemukan sebagian orang yang merasa dirinya mampu
dalam bidang tertentu dan sangat yakin kesuksesan sudah ada ditangan. Sadarkah kita
bahwa kecerdasan itu hanya satu per tiga jalan dalam menuju kesuksesan ?
Dalam glosarium dunia psikologi terdapat
kata IQ (Intelligence Quotients)
yang persempitan makna dari kemampuan otak dalam memecahkan masalah dan
mengingat. Beberapa sekolah dan perguruan tinggi biasanya menerapkan tes IQ
untuk mengukur tingkat kecerdasan siswa/i atau mahasiswa/i dan juga. Berapa
skor yang anda raih ? Apakah anda berada di tingkat rata-rata, diatas
rata-rata, superior atau bahkan genius ? Jangan terlalu bangga dengan hasil
yang telah di capai. Karena kecerdasan itu dibentuk secara sadar yang
sewaktu-waktu dapat berubah grafiknya. Lalu, apa maksudnya ? Kemampuan otak
akan menurun jika jarang diasah untuk memperoleh informasi. Karena pada dasarnya
otak bersifat temporari yang butuh perulangan informasi agar dapat lekat dalam
ingatan. Misalnya dengan mengulang kembali materi yang telah di sampaikan oleh
dosen di rumah. Contoh lainnya proyek atau tugas yang diberi dosen mengenai
materi yang baru disampaikan, atau mungkin proyek besar di akhir semester dengan
bahan yang diambil dari materi satu semester terakhir. Dalam bidang musikalisasi seseorang mampu
mengekspresikan dirinya melalui nada-nada yang dihasilkan dari alat musik yang
di mainkan merupakan salah satu contoh kecil lainnya.
Menuju setengah jalan kesuksesan,
EQ (Emotional Quetients) dalam glosarium psikologi menjadi bahan pertimbangan
selanjutnya dalam penentu kesuksesan seseorang. Tak sedikit kita jumpai
seseorang yang sangat cerdas dan memiliki analisa pemecahan masalah yang kuat
tidak diterima untuk bisa berkerja di sebuah perusahaan saat tahap akhir yaitu
interview dijalani. Dunia pendidikan menuntut agar pelaku pendidik mampu
memanajemen dirinya sendiri terlebih dahulu. Kemampuan berinteraksi dengan baik
terhadap lingkungannya juga menjadi penilaian tersendiri. Sangat dibutuhkan
seseorang yang mampu terhadap tekanan yang ada disekitarnya tanpa mengganggu
kinerjanya. Bagaimana cara bersikap menjadi seorang pemimpin yang dituntut
untuk dapat bersikap netral, tegas, dan dapat dipercaya menjadi penilaian
sendiri bagi kata sukses untuk memperbolehkan seseorang melalui jembatannya.
Maka tak heran jika kemampuan bersosialisasi di lingkungan sekitar sangat
diperlukan. Misalnya dengan mengikuti kegiatan organisasi yang ada di kampus
atau sekolah. Disanalah awal mula seseorang mampu berinteraksi dengan baik
minimal terhadap anggota kelompok kerjanya dalam mencapai tujuan yang sama. Terbentuknya
badan kepengurusan juga membantu dalam membiasakan diri untuk dapat memegang
sebuah kepercayaan dalam satu bidang.
Mencapai kesempurnaan seutuhnya,
dalam glosarium psikologi ditemukan SQ ( Spiritual Quetients). Jangan sesekali
merasa hebat akan kemampuan super yang kita miliki karena tuhan sangat benci
itu. Mulailah untuk mengikuti kegiatan keagamaan disekitar kampus misalnya.
Bergabunglah dengan organisasi keagaaman sesuai kepercayaan masing-masing untuk
memperoleh pembekalan agama yang lebih mendalam. Berusaha tanpa doa itu
sombong, sedangkan doa tanpa berusaha itu omong kosong. Tuhan akan menurunkan
tangannya hanya untuk hambanya yang telah berusaha untuk dapat merubah keadaan
dan mencapai cita-citanya. Berdoalah , dekatkan diri selalu kepada tuhan.
Karena manusia hanya dapat berencana, tetapi tuhanlah yang mengetuk palu. Terus
berdoa dalam setiap langkah. Mudah-mudahan tuhan akan memudahkan jalan kita
untuk melewati jembatan kesuksesan, Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar