Senin, 02 September 2013

Jembatan Sukses Tidak Hanya Dilalui Orang Pintar



Sumber Gambar : klik disini

Kecerdasan atau kepintaran bukanlah hal yang mutlak diperlukan oleh seseorang dalam meraih mimpinya untuk meraih kesuksesan. Masih ditemukan sebagian orang yang merasa dirinya mampu dalam bidang tertentu dan sangat yakin kesuksesan sudah ada ditangan. Sadarkah kita bahwa kecerdasan itu hanya satu per tiga jalan dalam menuju kesuksesan ?
Dalam glosarium dunia psikologi terdapat kata IQ (Intelligence Quotients) yang persempitan makna dari kemampuan otak dalam memecahkan masalah dan mengingat. Beberapa sekolah dan perguruan tinggi biasanya menerapkan tes IQ untuk mengukur tingkat kecerdasan siswa/i atau mahasiswa/i dan juga. Berapa skor yang anda raih ? Apakah anda berada di tingkat rata-rata, diatas rata-rata, superior atau bahkan genius ? Jangan terlalu bangga dengan hasil yang telah di capai. Karena kecerdasan itu dibentuk secara sadar yang sewaktu-waktu dapat berubah grafiknya. Lalu, apa maksudnya ? Kemampuan otak akan menurun jika jarang diasah untuk memperoleh informasi. Karena pada dasarnya otak bersifat temporari yang butuh perulangan informasi agar dapat lekat dalam ingatan. Misalnya dengan mengulang kembali materi yang telah di sampaikan oleh dosen di rumah. Contoh lainnya proyek atau tugas yang diberi dosen mengenai materi yang baru disampaikan, atau mungkin proyek besar di akhir semester dengan bahan yang diambil dari materi satu semester terakhir.  Dalam bidang musikalisasi seseorang mampu mengekspresikan dirinya melalui nada-nada yang dihasilkan dari alat musik yang di mainkan merupakan salah satu contoh kecil lainnya.
Menuju setengah jalan kesuksesan, EQ (Emotional Quetients) dalam glosarium psikologi menjadi bahan pertimbangan selanjutnya dalam penentu kesuksesan seseorang. Tak sedikit kita jumpai seseorang yang sangat cerdas dan memiliki analisa pemecahan masalah yang kuat tidak diterima untuk bisa berkerja di sebuah perusahaan saat tahap akhir yaitu interview dijalani. Dunia pendidikan menuntut agar pelaku pendidik mampu memanajemen dirinya sendiri terlebih dahulu. Kemampuan berinteraksi dengan baik terhadap lingkungannya juga menjadi penilaian tersendiri. Sangat dibutuhkan seseorang yang mampu terhadap tekanan yang ada disekitarnya tanpa mengganggu kinerjanya. Bagaimana cara bersikap menjadi seorang pemimpin yang dituntut untuk dapat bersikap netral, tegas, dan dapat dipercaya menjadi penilaian sendiri bagi kata sukses untuk memperbolehkan seseorang melalui jembatannya. Maka tak heran jika kemampuan bersosialisasi di lingkungan sekitar sangat diperlukan. Misalnya dengan mengikuti kegiatan organisasi yang ada di kampus atau sekolah. Disanalah awal mula seseorang mampu berinteraksi dengan baik minimal terhadap anggota kelompok kerjanya dalam mencapai tujuan yang sama. Terbentuknya badan kepengurusan juga membantu dalam membiasakan diri untuk dapat memegang sebuah kepercayaan dalam satu bidang.
Mencapai kesempurnaan seutuhnya, dalam glosarium psikologi ditemukan SQ ( Spiritual Quetients). Jangan sesekali merasa hebat akan kemampuan super yang kita miliki karena tuhan sangat benci itu. Mulailah untuk mengikuti kegiatan keagamaan disekitar kampus misalnya. Bergabunglah dengan organisasi keagaaman sesuai kepercayaan masing-masing untuk memperoleh pembekalan agama yang lebih mendalam. Berusaha tanpa doa itu sombong, sedangkan doa tanpa berusaha itu omong kosong. Tuhan akan menurunkan tangannya hanya untuk hambanya yang telah berusaha untuk dapat merubah keadaan dan mencapai cita-citanya. Berdoalah , dekatkan diri selalu kepada tuhan. Karena manusia hanya dapat berencana, tetapi tuhanlah yang mengetuk palu. Terus berdoa dalam setiap langkah. Mudah-mudahan tuhan akan memudahkan jalan kita untuk melewati jembatan kesuksesan, Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senin, 02 September 2013

Jembatan Sukses Tidak Hanya Dilalui Orang Pintar



Sumber Gambar : klik disini

Kecerdasan atau kepintaran bukanlah hal yang mutlak diperlukan oleh seseorang dalam meraih mimpinya untuk meraih kesuksesan. Masih ditemukan sebagian orang yang merasa dirinya mampu dalam bidang tertentu dan sangat yakin kesuksesan sudah ada ditangan. Sadarkah kita bahwa kecerdasan itu hanya satu per tiga jalan dalam menuju kesuksesan ?
Dalam glosarium dunia psikologi terdapat kata IQ (Intelligence Quotients) yang persempitan makna dari kemampuan otak dalam memecahkan masalah dan mengingat. Beberapa sekolah dan perguruan tinggi biasanya menerapkan tes IQ untuk mengukur tingkat kecerdasan siswa/i atau mahasiswa/i dan juga. Berapa skor yang anda raih ? Apakah anda berada di tingkat rata-rata, diatas rata-rata, superior atau bahkan genius ? Jangan terlalu bangga dengan hasil yang telah di capai. Karena kecerdasan itu dibentuk secara sadar yang sewaktu-waktu dapat berubah grafiknya. Lalu, apa maksudnya ? Kemampuan otak akan menurun jika jarang diasah untuk memperoleh informasi. Karena pada dasarnya otak bersifat temporari yang butuh perulangan informasi agar dapat lekat dalam ingatan. Misalnya dengan mengulang kembali materi yang telah di sampaikan oleh dosen di rumah. Contoh lainnya proyek atau tugas yang diberi dosen mengenai materi yang baru disampaikan, atau mungkin proyek besar di akhir semester dengan bahan yang diambil dari materi satu semester terakhir.  Dalam bidang musikalisasi seseorang mampu mengekspresikan dirinya melalui nada-nada yang dihasilkan dari alat musik yang di mainkan merupakan salah satu contoh kecil lainnya.
Menuju setengah jalan kesuksesan, EQ (Emotional Quetients) dalam glosarium psikologi menjadi bahan pertimbangan selanjutnya dalam penentu kesuksesan seseorang. Tak sedikit kita jumpai seseorang yang sangat cerdas dan memiliki analisa pemecahan masalah yang kuat tidak diterima untuk bisa berkerja di sebuah perusahaan saat tahap akhir yaitu interview dijalani. Dunia pendidikan menuntut agar pelaku pendidik mampu memanajemen dirinya sendiri terlebih dahulu. Kemampuan berinteraksi dengan baik terhadap lingkungannya juga menjadi penilaian tersendiri. Sangat dibutuhkan seseorang yang mampu terhadap tekanan yang ada disekitarnya tanpa mengganggu kinerjanya. Bagaimana cara bersikap menjadi seorang pemimpin yang dituntut untuk dapat bersikap netral, tegas, dan dapat dipercaya menjadi penilaian sendiri bagi kata sukses untuk memperbolehkan seseorang melalui jembatannya. Maka tak heran jika kemampuan bersosialisasi di lingkungan sekitar sangat diperlukan. Misalnya dengan mengikuti kegiatan organisasi yang ada di kampus atau sekolah. Disanalah awal mula seseorang mampu berinteraksi dengan baik minimal terhadap anggota kelompok kerjanya dalam mencapai tujuan yang sama. Terbentuknya badan kepengurusan juga membantu dalam membiasakan diri untuk dapat memegang sebuah kepercayaan dalam satu bidang.
Mencapai kesempurnaan seutuhnya, dalam glosarium psikologi ditemukan SQ ( Spiritual Quetients). Jangan sesekali merasa hebat akan kemampuan super yang kita miliki karena tuhan sangat benci itu. Mulailah untuk mengikuti kegiatan keagamaan disekitar kampus misalnya. Bergabunglah dengan organisasi keagaaman sesuai kepercayaan masing-masing untuk memperoleh pembekalan agama yang lebih mendalam. Berusaha tanpa doa itu sombong, sedangkan doa tanpa berusaha itu omong kosong. Tuhan akan menurunkan tangannya hanya untuk hambanya yang telah berusaha untuk dapat merubah keadaan dan mencapai cita-citanya. Berdoalah , dekatkan diri selalu kepada tuhan. Karena manusia hanya dapat berencana, tetapi tuhanlah yang mengetuk palu. Terus berdoa dalam setiap langkah. Mudah-mudahan tuhan akan memudahkan jalan kita untuk melewati jembatan kesuksesan, Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar